“Ayah, ayah sini”, Alya menarik
lengan ayahnya yang baru saja pulang dari kantor. Meski lelah sedari tadi
memeluknya, demi mendengarkan putri kesayangannya, ia menurut saja pada
putrinya.
Setengah berbisik, Alya merajuk “aku
mau cerita, tapi jangan deket-deket bunda” loh, kenapa? Setengah kaget, ayahnya
membungkukan badannya, hingga wajahnya sejajar dengan putri kecilnya itu, “ini
gara-gara bunda. Aku besok ga bisa jajan deh” dengan manyun, alya melanjutkan
ceritanya. “yah, tapi salah aku sendiri sih, tadi aku ngilangin uangnya bunda 5
ribu. Jadi aku harus ganti uang bunda” kali ini wajah manisnya mantap
mengangguk.
Dengan tersenyum, dan penuh kasih
sayang, ayahnya membelai rambut panjang alya “kalo alya ikhlas, pasti diganti
sama Allah”. Dan setengah bersorak, alya kini berlari menghampiri bundanya, “
tu dengerin bunda, nanti diganti sama Allah, kalau ikhlas”. Bundanya pun hanya
tersenyum.
Keesokan harinya, alya pergi
dengan ayah bundanya ke suatu pusat perbelanjaan , secara tak sengaja mereka bertemu sahabat
lama ayahnya. Di akhir perjumpaan, sahabat ayahnya itu menggenggamkan
selembar uang pada alya. Benar ya, asal ikhlas dan yakin pasti diganti Allah dan.. bukan 5 ribu
gantinya, tapi ternyata 100 ribu. Magic ^^
Tanpa sadar Alya sudah belajar
banyak hal dari ayah bundanya. Dari sang bunda ia belajar arti tanggung jawab
atas kelalaiannya yang telah menghilangkan uang milik orang lain. Bukan dari besar kecil nilainya, tapi
besar arti tanggung jawabnya itu yang menjadi bekal kehidupan di masa
mendatangnya. Dari sang ayah, Alya belajar arti ikhlas dan yakin pada Allah. Yup,
keyakinan pada Tuhannya dan keikhlasanlah yang akan membuat ia tak mudah goyah
di masa dewasanya.