supernova aku bisa

supernova aku bisa

31.7.10

Arumi

Bola matanya yang jernih tak bisa menyembunyikan tatapannya yang hampa. Kesepian hatinya kerap tertangkap ketika sesekali hembusan angin menerpa rambut panjangnya hingga menutupi wajah manisnya. Sembari tangan mungilnya menyibakkan rambutnya, dia terdiam sesaat, tatapannya menerawang. Arumi! Teguran gurunya mengagetkannya hingga ia kembali memainkan pasir-pasirnya. Kolam pasir, menjadi tempat favorit Arumi untuk bermain, berimajinasi mengenai apa pun. Terkadang ia mengaduk-ngaduk pasir dalam gelas kecil dan menyajikan kepada guru atau temannya sebagai juice strawberry, atau mencampurkan pasir dengan air hingga ia bisa membentuknya menjadi bola, boneka, binatang dan apa pun yang ada dalam benaknya. Hal yang aneh, tapi sungguh kreativitas luar biasa dari seorang gadis kecil.  Hal lain yang disukai Arumi adalah kertas dan crayon, dengannya ia bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan. Termasuk ketika gurunya meminta ia menggambar potret keluarganya. dalam kertas gambarnya, tampak tiga wujud yang ia gambar, dirinya, kakanya dan "mbak"nya. Ada yang janggal, tak ada potret ayah bundanya. Ia hanya termenung, kala teman dan gurunya menanyakan mana ayah bundanya...
Jauh di lubuk hatinya,  ia merasa hidupnya sepi.


Ayahnya yang merupakan tokoh ternama di negeri ini kerap kali melakukan dinas luar. Ibunya memiliki posisi strategis di perusahaan tempat ia bekerja, yang mengharuskan ia berangkat di pagi hari dan kembali ke rumah ketika Arumi sudah terlelap. Arumi tumbuh dengan minim kehadiran ayah bundanya.  Ketika ia terbangun dari tidurnya, ibunya sudah tak ada di sampingnya, pun ketika ia membersihkan tubuhnya sehabis sekolah ataupun bermain, "mbak"nya lah yang membantunya. Hingga suatu ketika ia enggan meraih tangan ibunya. Ia lebih memilih "mbak"nya yang setiap hari mendampinginya.  Arumi ingin menyampaikan "pemberontakannya" melalui tindakannya, ia seperti ingin mengatakan bahwa seluruh fasilitas mahal, mainan mewah yang diberikan ayah ibunya terasa hampa tanpa sentuhan dan belaian ibu dan ayahnya.
Ibunya tak kuasa menahan air mata dengan sikap Arumi. Sungguh kedua orang tuanya demikian, benar-benar demi Arumi dan kakaknya, demi masa depan keduanya, demi mempersiapkan hidup yang layak, pendidikan terbaik untuk kedua anaknya tersayang. Arumi hanya terlalu berat untuk memahami semua itu. Matanya yang jernih hanya ingin diberi tatapan  mesra setiap ia hendak menutup matanya kala malam hari. Tubuh mungilnya hanya ingin didekap ibunya setiap ia menangis kesakitan ketika terjatuh. Jemari tangannya hanya ingin dituntun ayahnya kala ia hendak pergi ke sekolah.
Semoga Arumi bisa memahami sikap ayah ibunya pun kedua orang tuanya dapat menyelami keinginan sederhana Arumi.

15.7.10

Dengan Hati

Apa yang sesungguhnya diinginkan seorang anak?
boneka? mobil-mobilan? atau hape-hapean? :D
mungkin ada benarnya.
namun demikian, jika saja kita mencoba menyelami keinginannya sungguh, dia hanya ingin diterima!.
yup, penerimaan.
Maslow  -seorang tokoh humanistik- meletakkan kebutuhan rasa aman dan cinta sebagai kebutuhan primer manusia sebelum aktualisasi diri. 
Begitu pun dengan seorang anak, yang tentu lah setiap dewasa (orang tua atau guru) mengharapkan anak (didik) nya tersebut menjadi "sesuatu" mengaktualisasikan dirinya. Yakinlah bahwa setiap anak akan dengan bebas berekspresi, mengaktualisasikan dirinya ketika dia merasa aman berada dalam lingkungannya entah itu rumah ataupun sekolah. Penerimaan dari keluarga, guru juga kehangatan dan cinta dari teman-temannya akan melejitkan potensinya, karena dia merasa bahwa apa pun yang dilakukannya tidak akan "diancam" sekalipun dia keliru, dia akan diluruskan dengan cinta dan kasih sayang.
Seorang putri cilik yang manis berujar kepada ayahnya ketika sang ayah menanyakan kesan dia selama di sekolah.
"Aku senang ayah, bunda-bunda guru semuanya sayang aku"
Simple, ternyata sentuhan dan tutur halus gurunya lah yang berkesan bagi dia.
Tapi, kesan sederhana itu lah yang membuat gadis cilik itu kelak menjadi seorang yang hebat
.
dengan Hati!. didiklah ia dengan hati, agar sampai ke hati!
:)



"We hope one day our super children will be the bright star for themselves, family and country like the star that explosived by the process of Supernova MORE BEAUTIFUL AND MORE BRIGHTHER"