Menjadi wanita karier adalah sebuah
keniscayaan pada masa kini. Tentu dengan berbagai alasan yang cukup logis.
Entah itu demi mencapai kebebasan finansial keluarga, atau demi eksistensi
wanita itu sendiri atau bahkan karena memang tuntutan hidup.
Apapun itu, sah sah saja apalagi saat ini
posisi wanita disejajarkan dengan kaum pria. Institusi mana pun, perusahaan apa
pun pasti akan menerima pekerja perempuan tentunya yang berkompeten, walaupun
ada kecenderungan wanita terlalu dieksploitasi para pebisnis.
Saat para wanita itu masih berstatus lajang
atau belum menjadi ibu, menjalani dunia kerja bukanlah hal yang terlampau
sulit. Namun kemudian, masalah timbul ketika fitrah dan kodratnya wanita itu
muncul. Tak hanya karier yang harus dijalani, tapi di pundaknya tersemat pula
peran sebagai istri dan ibu bagi anaknya.
Seiyanya Peran-peran kodrati itulah yang
memuliakan wanita,karena dari nya lah terlahir manusia-manusia yang kelak akan
memimpin bangsa ini atau sebaliknya parasit makhluk lain. Menjadi apa dan
siapanya makhluk-makhluk baru yang terlahir ke bumi ini tidak terlepas dari
bagaimana ibu mengasuh dan mendidiknya. Jangan sampai tercetus istilah "salah
asuhan".
Bagaimana dengan ibu yang bekerja atau
menjadi wanita karier?
Taufan -seorang anak yang cukup tampan- hampir tak pernah diantar ke sekolah
oleh ibunya, selalu dengan ayah atau pengasuhnya. 'Taufan tadi sarapan apa?'
susu?roti? Atau nasi goreng?':) gurunya mencoba mengajaknya berbicara, karena
ia hanya diam saja dan mencoba memaklumi jika kerap kali tas sekolah taufan pun
kosong tanpa berisi bekal makanan atau snack seperti teman-temannya. Mungkin
ibunya lupa atau terlalu sibuk karena pekerjaan kantornya yang menumpuk.
Lain halnya dengan Tita, tas nya selalu
berat dengan bekal makanan:) biasanya bukan hanya snack tapi nasi plus lauk
atau paling tidak mie goreng. Jarang sekali dibekali chiki-chiki oleh ibunya.
Wondering, ketika suatu waktu berbincang dengan ibunya yang ternyata memiliki
posisi cukup penting di kantornya.
Sang ibu berkisah, jika dia sudah
berkomitmen untuk sebisa mungkin menyediakan masakan untuk dua buah hati dan
suaminya dari karya tangannya sendiri. Jadi selelah apapun, ia pasti bangun
tidur jauh lebih awal dari anggota keluarga lainnya, sekalipun ada asisten
rumah tangga (pembantu).
Wanita sepertinya memang dikaruniai
kekuatan :) hingga sering muncul istilah menjadi ibu yang multi tasking. Yup,
dia pandai mengurus rumah, mendidik anak dan profesional dalam pekerjaan
kantornya.
Semoga setiap ibu memiliki karier yang
cemerlang dimana pun ia berada. Entah itu di rumahnya yang sukses membimbing
buah hatinya menjadi generasi soleh dan membanggakan. Atau pun karier ibu di
masyarakat yang sukses membangun lingkungan tempat tinggalnya juga menjadi ibu yang sukses
menempuh jenjang karier di kantornya.
Best regards ^^