supernova aku bisa

supernova aku bisa

27.12.11

Be An Ideal Mom

"menjadi bunda yang ideal", how to be? 

topik tersebut, diangkat dalam parenting class sabtu kemarin dalam rangkaian acara family day "me & mom" di supernova land bersama ibu Euis, M.Pd. -beliau kandidat doktor & staf dosen PGPAUD-UPI-  thanks to ibu Euis yang telah menebarkan ilmunya :)

SERUU!! karena sebelum parenting class, anak-anak super bersama bunda/ibu/mama nya unjuk gigi di atas red carpet/catwalk :D

yeah, fashion show "we love batik"
kerenn kerenn, beberapa ibu dan buah hati berbusana batik seragam, lucuu^^




bukan lenggak lenggoknya yang penting, tapi kebersamaan ibu dan buah hati lah yang menjadi tujuan utama dari sesi kegiatan ini,,^^
betapa tidak, putra putri kecil benar-benar merasakan indahnya dan bangganya melangkah di depan audience bersama wanita yang paling menyayanginya.  Pengalaman tersebut, tentu membekas di hatinya,, Mereka belajar percaya diri, mengasah keberanian, menyelaraskan langkah dan musik, dan sebagainya.

so,,bagaimana menjadi bunda ideal?

dari diskusi parenting class (yang berlangsung setelah fashion show) tergambar bahwa seorang bunda ideal akan "melahirkan" anak ideal. Pertanyaannya siapakah yang disebut anak ideal?
tentu setiap bunda memiliki definisi sendiri , mungkin anak ideal adalah yang selalu mendapatkan juara 1 dan piala di setiap perlombaan. Bunda lain berpendapat, anak ideal adalah anak yang soleh, cerdas atau anak ideal adalah anak yang berbakti, patuh pada orang tuanya. Pendapat lain, anak ideal adalah anak yang sukses dalam kariernya, anak yang sehat dan definisi-definisi lainnya.

Adalah hak setiap bunda untuk mem-plot atau mereka-reka definisi ideal, tapi yang perlu dipahami bahwa setiap anak memiliki ke-khas-an nya. Sangat jarang anak yang unggul/hebat dalam segala hal. Mungkin dia unggul melukis tapi kurang dalam matematika. Mungkin dia jago menari, tapi kurang pandai berbahasa. Mungkin juga dia cepat berhitung, tapi kesulitan menggambar. Apa pun kelebihan dan kekurangannya, seorang anak memiliki peluang sukses yang sama, dengan bimbingan dan asuhan bundanya.

Ada hal yang perlu dimiliki bunda ideal yaitu bersyukur, tak lekas mengeluh. Bersyukur dengan karunia Tuhan yang terindah, yaitu anak. Alkisah seorang ibu yang tidak memiliki kedua tangan, masih sanggup mengurusi bayinya tanpa bantuan orang lain (baby sitter). Ia memandikan, menggendong, mengenakan baju bayinya, hanya dengan kedua kakinya -tanpa tangannya-. Tapi di sela-sela kesibukan mengurus bayinya, ia pun masih sanggup fitness, memenuhi kebutuhan pribadinya. Ia tak pernah mengeluh. Jika ibu yang (maaf) cacat saja masih semangat, kenapa ibu yang normal (diberi kelengkapan oleh Tuhan) sering mengeluh? Yup, seorang ibu memang multitasking one :D

Hal lain yang perlu diingat adalah kebersamaan. Tak hanya disediakan fasilitas yang lengkap atau mainan yang mahal, anak pun membutuhkan orang dewasa sebagai teman bermainnya apalagi bunda atau ayahnya. Bunda ideal, selalu berusaha membersamai buah hatinya. Lihatlah binar matanya, ketika bunda bermain puzzle, boneka atau mobil-mobilan bersamanya. Ia merasakan perhatian dan kasih sayang itu. Dan bunda dapat dengan mudah menyelipkan nasihat-nasihat ke dalam benaknya yang menyerap ke dalam hatinya dan semoga selalu ia ingat ketika ia jauh dari bunda. Jadi, tidak hanya mengawasinya bermain agar tidak jatuh atau celaka tapi bermainlah bersamanya.

Sekalipun, bunda sangat sibuk, raihlah kesempatan/ curilah waktu menemani buah hati. Mungkin ketika bunda pulang dari kantor, putra putri sudah tidur,,cobalah selimuti tubuhnya, dan kecup keningnya sambil mengatakan "i love you" dan berdoa "semoga Tuhan selalu menjaganya". Sekalipun matanya tertutup, telinganya tak mendengar, tapi hatinya merasakan kasih sayang bunda. Atau gunakan hari libur dengan sebaik-baiknya, tidak perlu dengan mengeluarkan biaya besar. Di rumah saja pun bisa jadi sangat bermakna, dengan memasak, membuat puding bersama atau menyiram taman bersama. Walau mungkin buah hati bunda memaknainya dengan bermain air bersama hehe.

Demikian, sedikit "oleh-oleh" dari kegiatan supernova pekan kemarin.

Terima kasih tak terhingga kepada bunda euis, juga bunda-bunda super yang telah meluangkan waktunya dan menyiapkan busana-busana terbaik bersama putra putrinya^^.
Juga bunda-bunda guru yang telah menemani "cooking class" anak-anak super selagi orangtuanya mengikuti parenting class :)

may God bless us

12.11.11

Dilema Ibu bekerja


Menjadi wanita karier adalah sebuah keniscayaan pada masa kini. Tentu dengan berbagai alasan yang cukup logis. Entah itu demi mencapai kebebasan finansial keluarga, atau demi eksistensi wanita itu sendiri atau bahkan karena memang tuntutan hidup.

Apapun itu, sah sah saja apalagi saat ini posisi wanita disejajarkan dengan kaum pria. Institusi mana pun, perusahaan apa pun pasti akan menerima pekerja perempuan tentunya yang berkompeten, walaupun ada kecenderungan wanita terlalu dieksploitasi para pebisnis.

Saat para wanita itu masih berstatus lajang atau belum menjadi ibu, menjalani dunia kerja bukanlah hal yang terlampau sulit. Namun kemudian, masalah timbul ketika fitrah dan kodratnya wanita itu muncul. Tak hanya karier yang harus dijalani, tapi di pundaknya tersemat pula peran sebagai istri dan ibu bagi anaknya.

Seiyanya Peran-peran kodrati itulah yang memuliakan wanita,karena dari nya lah terlahir manusia-manusia yang kelak akan memimpin bangsa ini atau sebaliknya parasit makhluk lain. Menjadi apa dan siapanya makhluk-makhluk baru yang terlahir ke bumi ini tidak terlepas dari bagaimana ibu mengasuh dan mendidiknya. Jangan sampai tercetus istilah "salah asuhan".

Bagaimana dengan ibu yang bekerja atau menjadi wanita karier?

Taufan -seorang anak yang cukup tampan- hampir tak pernah diantar ke sekolah oleh ibunya, selalu dengan ayah atau pengasuhnya. 'Taufan tadi sarapan apa?' susu?roti? Atau nasi goreng?':) gurunya mencoba mengajaknya berbicara, karena ia hanya diam saja dan mencoba memaklumi jika kerap kali tas sekolah taufan pun kosong tanpa berisi bekal makanan atau snack seperti teman-temannya. Mungkin ibunya lupa atau terlalu sibuk karena pekerjaan kantornya yang menumpuk.


Lain halnya dengan Tita, tas nya selalu berat dengan bekal makanan:) biasanya bukan hanya snack tapi nasi plus lauk atau paling tidak mie goreng. Jarang sekali dibekali chiki-chiki oleh ibunya. Wondering, ketika suatu waktu berbincang dengan ibunya yang ternyata memiliki posisi cukup penting di kantornya.

Sang ibu berkisah, jika dia sudah berkomitmen untuk sebisa mungkin menyediakan masakan untuk dua buah hati dan suaminya dari karya tangannya sendiri. Jadi selelah apapun, ia pasti bangun tidur jauh lebih awal dari anggota keluarga lainnya, sekalipun ada asisten rumah tangga (pembantu).

Wanita sepertinya memang dikaruniai kekuatan :) hingga sering muncul istilah menjadi ibu yang multi tasking. Yup, dia pandai mengurus rumah, mendidik anak dan profesional dalam pekerjaan kantornya.

Semoga setiap ibu memiliki karier yang cemerlang dimana pun ia berada. Entah itu di rumahnya yang sukses membimbing buah hatinya menjadi generasi soleh dan membanggakan. Atau pun karier ibu di masyarakat yang sukses membangun lingkungan tempat tinggalnya juga menjadi ibu yang sukses menempuh jenjang karier di kantornya. 

Best regards ^^

28.10.11

Sesuatu

"Alhamdulillah ya,,sesuatu" ^^

akhir2 ini sering sekali kita mendengar ungkapan itu. Heuheu,,sekilas biasa saja, nothing special,but,,how can, it can be popular? Ehemm barangkali karena seorang syahrini yang sering berseloroh demikian, dan gaya bicaranya yang sesuatu itu hingga ungkapan itu menjadi sepopuler namanya. konon tak hanya di indonesia, tapi sudah mewabah ke negeri jiran. *Iiih lebay deh kamu*

tak apalah kalau memang lebay,tapi faktanya anak2 pun ter-rasuki, hingga suatu pagi seorang gadis cilik  melontarkan kata populer itu saat tengah bermain dengan temannya. Hihi, lucu sekali dia sambil meniru gaya syahrini berbicara.Untung lah kata populer itu adalah bahasa yang baik.

Alhamdulillah. yup, suatu ungkapan puja puji kepada Tuhan. dari bahasa arab yang bermakna segala puji bagi Allah. Kata2 baik itu adalah ungkapan rasa syukur, keberterimaksihan manusia pada penciptanya.

Ketika seseorang mendapatkan se-su-a-tu (ala syahrini lagi??:p) yang membahagiakan, kerapkali tercetus: alhamdulillah (yah) :D

untung nya lagi sekarang yang sedang nge-trend bahkan sampai pada anak kita adalah bahasa baik.
Tak terbayang jika suatu saat (atau sudah??) yang nge-trend adalah bahasa 'binatang' ??
fyuuh,,naudzubillah deh, begitu para ibu berkomentar, karena pastilah para ibu yang notabene akan menjadi prototype anak2 akan kebingungan 'meluruskan' bahasa anaknya
.
Karena tak bisa dipungkiri anak2 kita sekarang tengah hidup pada zamannya yang pasti berbeda dengan zaman kita yang imut2.. Dimana belum marak boyband, girlband, belum ada traffic BBM, belum ada gadget canggih dengan slogan2 "dunia dalam genggaman anda", belum ada mall2 asyik tempat hangout remaja,dan tentu nya belum ada jejaring sosial sejenis fb, twitter dimana anak2 remaja bisa berkomunikasi langsung dengan artis2 idolanya.

Artis, idola, dengan segala perniknya,menjadi 'guru' bagi anak2 remaja. Ttentu orangtua akan sulit melarang anak2nya untuk menidolakan artis, Maka dari itu filter dari ayah bunda yang bijak menjadi sebuah keniscayaan.
Terkecuali bagi para orangtua yang bercita-cita menjadikan anaknya bagian dari selebritis ;)

hemm,,menjadi apa pun anak kita, semoga sesuai dengan minat dan bakatnya dan satu hal yang harus adalah masih dalam koridor moralitas yang benar sehingga kelak menjadi SE-SU-A-TU yang banget :D

salam ^^

14.10.11

Anak Sekolah

engkau masih anak sekolah satu sma 
belum tepat tuk begini begitu,, 

penggalan lagu yang dipopulerkan chrisye tiba-tiba saja terngiang di kepalaku siang itu dalam sebuah public transportation (baca: angkot) yang mengantarkanku pulang ke rumah. Perjalanan siang ini 'ditemani' anak-anak sma yang pulang sekolah.



Dan tiba-tiba lagi aku teringat masa kecil dan remajaku ;)
memang masa yang indah, indah berteman, jalan bareng, main dsb.

wuow sungguh berbeda ya, anak-anak sekolah sekarang.. hampir dipastikan memiliki gadget, zaman dulu? hoho hampir tiap hari ada razia hp,sampai2 temanku sempat menyembunyikan hp nya dalam tong sampah di kelas, khawatir hpnya dirampas guru.

Benarlah lain dulu lain sekarang. kekontrasan itu selalu ada,
seperti siang ini, tak sengaja lagi aku membandingkan gaya bicara dan gerak gerik anak-anak sekolah yang menemaniku.

sekelompok anak pertama, -mereka siswa salah satu sma favorit di kota ini- penampilannya cukup rapih, parasnya cantik. Mereka bersenda gurau sepanjang perjalanan. dari mulai masalah belajar, ujian, masa depan kerja dan pacar..hehe tak pernah lepas dari dunia remaja.

Sekelompok anak kedua (di angkot yang berbeda) -ber-badge sekolah swasta- tengah berbincang dengan kedua temannya sambil mengunyah jajanan mereka. dan,,whazzupp?

Sambil asyik bercengkrama dengan sadar tangannya membuang begitu saja bungkus jajanan mereka. Iya sih di angkot itu banyak juga sampah lain :D
tapi asa gimana gitu,, gadis berseragam sekolah yang konon katanya terpelajar turut menyumbangkan sampah, Jangan2 sudah menjadi kebiasaan, -habitual- buang sampah sembarangan??

kuamati, mereka sebenarnya memiliki paras yang cantik-cantik, hanya saja penampilannya kurang rapih. Dan..wuow! bahasa-bahasa dialog mereka cenderung bahasa kasar,kadang keluar ungkapan bonbin (hey you're woman, girl)

bertambahlah gelengan kepalaku saat mereka memperbincangkan teman lelakinya yang married (wow sma tingkat awal, keren!!) dan ternyata married,,,by accident,,

eheemm itu sih bukan accident= kecelakaan, tp aib.
Hukumannya bukan nikah, keenakan dong hehe.

Kata ustad, dirazam aja biar kapok dan tidak ditiru orang lain, kalau dinikahkan, pada seneng dong, jadinya banyak kejadian deh.

Ckckckck,,astaghfirullah.

Ketika temannya yang satu turun, yang lain langsung berkomentar.
"Ah dia tuh centil banget ya"

haaa??OMG!! hahahaha baru juga bercanda bersama, eee langsung 'diomongin'

aku bandingkan, koq beda ya anak sma ini dan itu.
Memang benar tak bisa di-general-isir, kebetulan saja, kasuistik.

Akhirnya kuambil hikmahnya saja, betapa besarnya pengaruh lingkungan bagi anak-anak.
siapakah orang yang terdekat dan tersering berinteraksi dengannya?
Besar kemungkinan dia akan seperti orang itu, setidaknya gaya bicaranya, attitude bahkan gaya berpikirnya.

Teringat sebuah peribahasa: berteman dengan penjual minyak wangi, terbawa harumnya,, atau yang lain lagi sahabatmu cermin pribadimu.

Hendaknya para orangtua 'memilihkan' lingkungan yang baik dan benar untuk putra putrinya, setelah rumah dan keluarga, anak akan berinteraksi dengan teman-teman sekolahnya. Seyogyanya lah pendidikan di rumah yang sudah baik diiringi, terseimbangkan dengan pendidikan lingkungan sekolahnya, begitu pun sebaliknya.

Salam:)

23.6.11

Perlukah calistung pada anak?

-sedikit sharing dari program motivatalk bersama ayah Edy (pakar pendidikan anak) yang disiarkan oleh IMTV-

sangat menarik topik motivatalk kali ini: calistung :D

yep, topik yang sering menimbulkan "kontroversi",,mengapa? karena banyak pakar pendidikan maupun psikologi anak yang menyatakan bahwa belumlah tepat anak usia dini diajarkan (dipaksakan) calistung, bahkan peraturan pemerintah pun terang-terangan menyebutkan bahwa di PAUD atau TK tidak layak diajarkan calistung. lain peraturan, lain fakta di lapangan.. beberapa sekolah dasar (SD) mensyaratkan kemampuan calistung bagi para calon siswanya. Tentu saja hal ini membuat gelisah bagi para bunda yang akan menyekolahkan anaknya ke SD dan alhasil mereka "menekan" guru/sekolah PAUD atau TK untuk mengajarkan calistung pada anaknya atau paling tidak, para bunda beramai-ramai me-les calistung-kan putra putri kecilnya. dan,,,"kemahiran" buah hatinya dalam calistung menjadi prestasi (prestise) orangtuanya ^.~ bahkan secara tidak sadar hal tersebut menjadi ambisi orangtua. Bagaimana menurut pandangan ayah Edy?

"Jika ada SD yang mensyaratkan calistung, cari lagi sekolah lain ^^. Sekarang ini, sudah banyak sekolah yang konsep pembelajarannya lebih tepat, sesuai dengan tugas perkembangan anak. Seorang pakar pendidikan sempat melemparkan joke dengan mengatakan bahwa sangatlah tidak tepat, jika ada berbagai test sebagai syarat memasuki sekolah TK ataupun SD, kalaupun ada ya test denyut nadi, untuk memastikan bahwa anak tersebut masih hidup hehe.." begitulah yang disampaikan ayah Edy.

Menurut ayah Edy, anak usia dini (rentang usia 0-12 tahun) secara alamiah merupakan masa perkembangan otak kanan terlebih dahulu yaitu masa eksploratif dan kreatif, yang puncaknya berada pada rentang usia 0-5 tahun dan kita mengenalnya sebagai golden age. Maka tidak heran, jika pada rentang usia tersebut, sering kita temukan seorang anak tengah mempreteli mainannya :D atau benda apa pun yang ada di dekatnya. Pernah suatu ketika di sekolah kami di supernova, ketika sedang persiapan kegiatan, kami memasang infocus, dan ketika infocus tersebut menyala, mengeluarkan cahaya, mulailah anak-anak bereksplorasi, ada yang menggerak-gerakkan tangannya untuk membuka dan menutup lampu indikator infocus, pun menari-nari di depan lampu infocus tersebut, dan takjublah mereka ketika keluar gambar diri mereka dari cahaya lampu tersebut karena infocus telah terkoneksi dengan laptop yang berisi file foto mereka hehe menggelikan tingkah mereka. mungkin beberapa dari kita berujar, "ngapain sih, infocus ko dijadikan mainan?", "aduh, hati-hati nanti rusak, awas jatuh" dan sebagainya. Tapi sesungguhnya mereka sedang bereksplorasi, tengah belajar benda apakah itu? kenapa terang kalau dibuka dan gelap kalau ditutup? dan lain-lain.

Konsep pendidikan dan pembelajaran bagi anak usia dini baik di sekolah ataupun di rumah adalah bermain karena dengannya ia akan bereksplorasi dan berkreasi yang akan menjadi bekal menjadi seorang kreator plus kreatif bagi kehidupan di masa mendatangnya. Jadi, bagaimana jika calistung diajarkan pada anak dengan bermain, bernyanyi, berdendang? Satu hal yang pasti adalah happy. yup, dalam pandangan ayah Edy, jika raut wajah anak dari matanya memancarkan kelelahan, ketidaksukaan artinya otaknya sedang berontak, sedang tidak menerima. Sehingga tidak masalah, jika calistung dikenalkan pada anak asalkan dia happy dan tidak terpaksa.

Memang ada yang menarik dari kultur pendidikan di Indonesia yang berbeda dengan negara lain yang tergolong negara maju seperti Jerman ataupun Australia. Menurut ayah Edy, di kedua negara tersebut anak-anak usia dini (anak TK) tidak dikenalkan calistung, mereka baru diajarkan bahkan diperkenalkan calistung pada usia kelas 3 SD. Konsep pembelajaran mereka pada kindergarten adalah bermain, bereksplorasi dan hal yang selayaknya diingat adalah buatlah anak hobby membaca tidak hanya bisa membaca saja, tapi gemar membaca dan kegemaran itu lahir dari eksplorasi. Dengan diawali eksplorasi akan suatu hal, timbul banyak pertanyaan dalam benaknya, dan orang dewasa (guru ataupun orangtua) membimbing anak untuk menemukan jawaban - jawaban tersebut dari membaca sehingga kemampuan membaca menjadi sebuah kebutuhan atas rasa penasarannya bukan karena keharusan atau keterpaksaannya.

Semoga bermanfaat:)

18.5.11

"Guru" baru: Sinetron

Guru dalam akronim orang sunda bermakna digugu & ditiru. Dengan kata lain guru adalah sosok yang setiap gerak geriknya, perkataannya ditaati dan diikuti pun ditiru oleh anak didiknya. Oleh sebab itu profesi guru menjadi profesi yang agung dan luhur di masyarakat.

Rupanya istilah guru di era globalisasi ini mengalami perluasan makna, tak hanya guru di sekolah, tapi seseorang atau sesuatu yang menjadi panutan atau idola atau tempat orang bertanya. Bagi anak,semua orang yang ada di sekelilingnya adalah guru dimana ia belajar berbahasa, bertutur, bersikap, dan sebagainya. Maka sikap bijak orang-orang dewasa di dalam rumahnya adalah prototype baginya, pun orang dewasa yang ada dalam kotak ajaib yang sering dia tonton tiap hari.

Seringkali orang dewasa/orang tua merasa tenang dan aman, jika anaknya asyk duduk tenang di depan televisi. Kotak ajaib itu benar-benar ajaib, sungguh menarik, bisa mengeluarkan berbagai suara nyanyian merdu, gambar2 menarik, artis2 tampan dan cantik yang sangat menarik hati dan memikat siapapun termasuk anak-anak yang masih polos. Hebatnya lagi kita bisa memilih program sesuka hati karena banyak channel yang tersedia. walaupun secara umum berjenis sama: ftv/sinetron, infotainment, live music, news dengan content yang nyaris sama di setiap waktu meski tagline program yang berbeda atau host yang berbeda.


Sinetron menjadi program yang ditayangkan pada prime time dan ketika itu anak-anak biasanya belum tidur. bahkan banyak ftv/sinetron sejenis ditayangkan pagi-sore hari dimana anak masih bisa menonton kala pulang sekolah. Baik, jika content dalam sinetron/ftv itu mendidik, jika tidak maka itu menjadi ancaman bagi pendidikan anak. Karena setiap di sekeliling anak menjadi guru sesuatu yang ditiru, alhasil gaya hidup kisah sinetron, perkataan penokohan dalam ftv/ sinetron menjadi sesuatu yang terekam cukup baik dalam benaknya. Sayangnya anak-anak masih belum cukup bijak dalam memilah baik/buruk dari apa yang dia tonton. Dia tak tau bahwa setiap perkataan artis itu adalah dialog/script yang dihafal yang hanya rekaan semata tuntunan skenario belaka.

Hingga di suatu pagi, seorang ibu muda dibuat pusing oleh anak sulungnya yang masih duduk di TK."Pokoknya aku ga mau sekolah. Aku udah lama sekolah, tapi ga pintel pintel. Sekolah ga ada artinya. Aku ga mau sekolah", Derry berteriak-teriak di depan ibunya. Tentu saja ibunya yang wanita karier itu, langsung bertanya pada baby sitternya, tontonan apa yang belakangan ini tengah digandrungi Derry. Ayahnya pun heran sinetron apa yang jadi referensi putra kesayangannya itu.

Televisi seperti pedang bermata dua, tergantung penggunanya. Maka menjadi bermanfaatlah jika program yang ditonton adalah yang pantas menjadi tuntunan. Tidak semua bercitra negatif memang, pintar-pintar memilih lah dari sekian banyak program televisi. Dan sebagai orangtua apalagi bagi yang jarang di rumah/ mendampingi anak, mungkin perlu memutar otak untuk memproteksi bauh hatinya dari tayangan-tayangan televisi/sinetron 'bermasalah' agar sinetron yang menjadi guru baru di rumah menjadi guru yang pantas ditiru.

Mungkin mempertimbangkan untuk meniadakan tv di rumah atau setidaknya mengunci tv dalam lemari tertutup atau memasang CCTV di rumah untuk memantau anak:) atau barangkali ada teknologi baru sebagai alat sensor sinetron 'bermasalah' :) semuanya tergantung pilihan bijak orangtua sebagai penjaga buah hati.

11.5.11

Sedari Dini

Seperti biasanya,setiap jumat malam bu haji menebar ladang pahala, mengajak penghuni komplek mengikuti pengajian rutin ibu-ibu melalui pengeras suara mesjid. Memang jumlah ibu-ibu komplek yang menyambut seruan bu haji tak sebanding dengan jumlah total seluruh penghuni, tapi mungkin mempermudah malaikat untuk mencatat nama-nama peserta pengajian mingguan itu,karena tiap pekannya shaf-shaf itu memiliki empunya masing-masing.

Diantara kaum ibu yang rata-rata sudah berputra 2 atau 3,ada seorang gadis kecil yang tak pernah absen menghadiri pengajian itu, sekalipun jika bundanya berhalangan hadir. Gadis kecil yang bernama Nisa itu selalu menyimak dengan seksama setiap petuah dari ustadz bahkan mencatatnya dalam sebuah buku khusus. Nuansa keilmuan yang penuh nasehat dan atmosfer mesjid tampaknya sudah menjadi bagian dirinya.

Mungkin pada awalnya dia hanya ikut-ikutan bundanya, atau diajak sang bunda karena khawatir ditinggal sendirian di rumah. Tapi, lama kelamaan pembiasaan itu, membuatnya menemukan kenyamanan di sana bahkan menjadi kebutuhan untuknya.

Pada dua pertemuan pengajian mingguan terakhir ini, hadir lagi seorang gadis kecil yang usianya lebih muda,sekitar 8 tahun-an, cantik, putih, kulitnya bersinar yang sinar wajahnya masih polos khas anak-anak. Nada, begitu ia dipanggil mamanya. Hujan rintik malam itu,tidak menjadi penghalang bagi ibu muda dan putri kecilnya itu untuk hadir di majelis ilmu mingguan komplek itu. Nada tak berbeda jauh dengan Nisa, Nada pun selalu mencatat hal-hal penting yang disampaikan ustadz. 


Kehadiran putri-putri kecil dalam majelis itu sebenarnya adalah pembelajaran terbaik dalam hidupnya, karena dia mengalami langsung peristiwa-peristiwa berhikmah dalam perjalanan hidupnya. Kelak ketika dewasa, dia pasti mengingat momen-momen kebersamaan dengan bundanya, dia akan terbiasa dengan nilai-nilai kebaikan yang tercipta dalam majelis ilmu yang sedari kecil sering ia hadiri dan tentu saja banyak ilmu yang diserap memorinya dari penuturan ustadz. Bukankah daya ingat anak-anak lebih kuat dari orang dewasa?

Ustadz dalam majelis pun selalu mendukung para ibu yang membawa putra-putri kecilnya ke mesjid,karena menurutnya atmosfer kebaikan harus senantiasa diberikan pada anak. Ustadz itu memberi contoh bahkan ibu putar saja lantunan murottal alquran setiap pagi sebelum anak berangkat sekolah, bisa dengan radio, DVD player atau speaker komputer:) jika berulang-ulang, insya Allah, anak meninggalkan rumah diiringi dengan kebaikan.

Seorang filosof china (551-479 SM) dahulu kala berkata, "Saya mendengar dan saya lupa, saya melihat dan saya ingat, saya melakukan dan saya paham" -Confucius-

Semoga jika seorang anak sedari dini mengalami pengalaman-pengalaman kebaikan/kesholehan bersama orang yang dicintainya-bundanya, ia akan tumbuh menjadi seorang yang diharapkan oleh orang yang mencintai dan dicintainya.

2.5.11

pertanyaan sederhana

"yang mana ya kei?" seorang ibu tengah memilih kosmetik di sebuah pusat perbelanjaan..
"umm,,,mama suka yang warna apa?" sang anak turut serta membantu kebingungan ibunya,
"kayaknya yang ini juga bagus mah,,"anak itu pun mengajukan argumen dalam pilihannya,,

mungkin sangat biasa saja jika dialog tersebut adalah antara seorang ibu dan putri gadisnya yang telah dewasa, tapi yang sedang berlangsung adalah seorang ibu yang "meminta" saran dari putrinya yang masih imut,,
sekilas postur tubuh dan potret wajahnya menunjukkan ia baru berusia 6 tahun-an..

mungkin beberapa orang mengatakan bahwa ibu itu konyol dan sia-sia berbicara dengan putri cilik,,
"tau apa dia tentang kosmetik yang notabene itu dunia orang dewasa,,"
mungkin benar itu adalah kesia-siaan,,
tapi bagi putri kecilnya pertanyaan sederhana sang mama adalah sebuah hal besar..
yang menggambarkan betapa dia dihargai oleh orang dewasa

bukan tidak mungkin pertanyaan sederhana sang mama lah yang menjadi motivator dia dalam mengejar mimpi dan citanya,
menjadi penyemangat dia kala banyak orang meragukan kemampuannya di kemudian hari,
menjadi alasan mengapa dia selalu percaya diri dalam menjalani hari-harinya,
menjadi sebab kenapa dia tumbuh dewasa dan mandiri dibanding teman-teman seusianya..

tak jarang seorang ibu ataupun ayah selalu menganggap bahwa anaknya tidak lebih tau dari mereka sebagai orangtuanya, sehingga melahirkan sikap-sikap skeptis yang justru mengerdilkan anaknya yang mungkin memiliki potensi menjadi "orang besar" jauh melampaui kedua orangtuanya,,

pada dasarnya setiap orang ingin dihargai, diakui keberadaannya,,,termasuk anak-anak,,
agar ia tumbuh optimal, tidak takut mengembangkan bakat dan potensinya,, :)

6.2.11

Validasi terhadap Anak

sudah menjadi kelaziman bahwa tugas ayah mencari nafkah dan ibu menjaga anak-anak di rumah..
sayangnya hal tersebut kini semakin menjadi-jadi,,,
peran ibu menjadi turut dengan ayah,karena tuntutan kebutuhan hidup,,
ataupun karena demi mengejar sesuatu yang terkadang bersifat kebendaan..

menurut ibu Elly risman, S.Psi dalam kick andy edisi 4 Februari 2011,
peran pendidikan terhadap anak  menjadi sub kontrak..
yah, sub kontrak terhadap baby sitter, pembantu ataupun guru,,,
dan,,,ketika hasilnya tak maksimal, katakanlah anaknya tak sepintar ayahnya, tak se-wah ibunya,
mereka marah, dan kecewa...

ibu Elly dari yayasan buah hati kita, menyampaikan pentingnya validasi orang tua terhadap anak. bentuknya?
3P: penerimaan, penghargaan, dan pujian.
terimalah anakmu apa adanya, jangan pelit untuk menghargai sekecil apa pun hasil karya anak,  seringnya kita sebagai orang tua lebih cepat melihat kesalahan anak. misalnya saja, dari 20pertanyaan dalam ujiannya, dia menjawab 16 soal dengan betul,,,tp kita lebih sering "menghakimi" dengan menginterogasi "kenapa kamu salah 4 soal?".
beliau pun menyarankan, sering-seringlah ayah bunda memberikan pujian terhadap putra-putrinya, walau terkesan sepelei,,
"wah anak ayah ganteng ya",
"wah cantiknya putri bunda"...

apa yang disampaikan ibu Elly Risman, S.Psi tersebut berangkat dari munculnya fenomena seks bebas pada remaja yang menjadi topik kick andy malam ini.

satu hal lagi yang disampaikan dalam acara tersebut:
"Penuhilah kebutuhan anakmu dalam jumlah cukup. Kekayaan itu terletak pada waktu”
"We hope one day our super children will be the bright star for themselves, family and country like the star that explosived by the process of Supernova MORE BEAUTIFUL AND MORE BRIGHTHER"